Personal Blog: Menuliskan Semua Kisah dan Ulasan tentang Gaya Hidup di Era Digital

About Me

Interlude - Windry Ramadhina [Book Review]

with 3 comments
Saya membaca nama Hanna dan Kai pada halaman "I Thank You" tapi saya menemukan nama Kai dan Gitta di halaman-halaman pertama pada Interlude. "Cinta segitiga. Perselingkuhan. Wanita Idaman Lain. Dua Cinta. Wanita. Luka". Itulah yang memenuhi pikiran saya ketika itu. Tapi.. Dasar saya-nya yang sok tau, baca saja belum, sudah menyimpulkan banyak hal, terlebih itu salah.

Interlude - Windry Ramadhina [Book Review]

Hanna, gadis yang mengalami masa sulit yang telah merampas semua hal baik dalam dirinya tanpa sisa, hanya meninggalkan luka, trauma, dan lelaki adalah makhluk yang berbahaya. Dalam ketakukan yang selalu menguasai dirinya, dia berusaha untuk kembali menghadapi dunia luar yang selama satu tahun telah ditinggalkannya. Kembali pada rutinitas hariannya, kembali menjejak ruang-ruang yang sudah lama tidak dia singgahi.

Kampus, Apartemen tempat dia indekos, dan tempat-tempat yang dulunya biasa dia kunjungi. Kemudian dia bertemu dengan teman-teman baru, Gitta, Kai, dan Jun dalam perjalanannya menghapus luka, traumanya. Proses yang dilalui Hanna sangat panjang dan tidak bisa dibilang mudah. Sampai akhirnya dia benar-benar mendapati laut yang selama ini diinginkannya. Ya, pemuda bermata cokelat yang meminjam nama laut. Kai.

Gitta, gadis kuat sekaligus pemberani yang memiliki banyak rahasia, dia tinggal di apartemen sekaligus kuliah di kampus yang sama dengan Hanna. Sikapnya yang cuek dan masa bodoh, berbanding terbalik dengan rasa pedulinya yang besar terhadap orang-orang di sekitarnya.

Dalam diam dan keresahannya, dia berusaha menjaga hatinya dari perhatian Jun, dengan melarikannya kepada pemuda lain. Tapi.. di balik ketegaran serta keberanian yang ada pada diri Gitta, Hanna tidak mengira, Gitta yang selalu menunjukan keberanian dihadapannya, juga mengalami apa yang telah dia alami, menjadi korban, objek kekerasan oleh pemuda terdekatnya, kekasihnya.

Hanna berharap, Gitta tidak lagi berada di sisi lelaki seperti itu. Dan, Gitta menyadari betapa bodohnya dia selama ini, mengabaikan Jun yang sudah seringkali menyampaikan perasaannya kepada Gitta. Dan sekarang.. Gitta siap untuk menyerahkan dirinya ke dalam peluk hangat Jun. 

Kai, pemuda yang terlalu putus asa, kehancuran dalam keluarganya, menjadikan hari-harinya, hidupnya, tidak lagi memiliki tujuan. Memainkan gitarnya sepanjang hari, kencan dari satu wanita ke wanita lain, meninggalkan kuliahnya, dan.. kemudian dia menemukan cinta, Hanna, gadis yang menyadarkannya, betapa berengseknya dia.

Senyum retak yang seringkali ditemukan Kai, menghiasi wajah cantik Hanna, ingin sekali dia hapuskan. Tapi itu bukan hal yang mudah. Kai tahu itu, mengingat masa sulit yang telah dilalui oleh Hanna, Kai hampir putus asa dengan segala cara yang dia lakukan untuk mendapatkan kepercayaan Hanna, membuat Hanna percaya, bahwa Kai lah, pemuda yang tepat untuk menjadi laut yang diinginkannya. Dan, setelah melalui proses yang hampir mematahkan hatinya, Kai berhasil mendapatkan gadisnya. Gadis dari Ipanema. Hanna.

Jun, pemuda bijak yang selalu menjadi penengah, menunjukkan rasa tenang di antara pertengkaran Kai dan Gitta, permasalahan hati antara Hanna dan Kai, dan.. ketika gadis yang dicintainya menjadi bulan-bulanan kekasihnya, Gitta.

Tidak terlalu banyak cerita tentang Jun di sini, dengan sikap bijak namun tegas serta ketenangannya, dia selalu bisa menguapkan kerumitan-kerumitan yang di hadapinya, pun yang ada di sekitarnya. Dengan cinta dan ketenangan yang dia miliki, dia siap kapan pun Gitta datang menuju peluknya. Dan dia memetik buah manisnya.

Kofilosofi, kafe sekaligus tempat di mana Hanna, Kai, Gitta, dan Jun selalu bertemu. Di atasnya terdapat studio musik yang sering digunakan oleh personel Second Day Charm - grup musik dengan tiga personel, Gitta (Vokal), Kai (Gitar), dan Jun (Bas) yang mengusung aliran musik jazz-pop - untuk berlatih.

Interlude - Windry Ramadhina [Book Review]
Hanna, Kai, Gitta, dan Jun. Swag!

Hanna & Kai.


Hanna yang baru saja kembali memasuki semester kuliah yang setahun ini ditinggalkannya pasca kejadian pilu - kekerasan seksual - yang dialaminya, mendapat cibiran, ejekan, serta gunjingan dari mahasiswa-mahasiswa yang saat itu berada dalam satu kelas dengannya. Gitta, yang juga berada di kelas itu, tidak menyukai kelakuan mereka, dia berusaha untuk mengalihkan perhatian mahasiwa-mahasiswa tersebut supaya tidak lagi menggunjingkan Hanna.

Dan Gitta berhasil melakukannya. Hanna lega, sekaligus merasa takut, setelah beberapa lama dia bersembunyi di dalam kelas, menenggelamkan dirinya jauh dari ingar bingar sekitar, akhirnya dia meninggalkan kampus dan segera pulang menuju apartemen tempatnya indekos, sebelumnya dia mampir ke Kofilosofi untuk membeli latte kesukaannya, sambil menyalakan alat kecil yang selalu dia bawa dan yang biasa dia gunakan untuk merekam suara-suara di sekitar tempat yang dia singgahi.

Ketika menemui terapisnya, Hanna memutar kembali alat perekam tersebut, dan menemukan suara petikan gitar yang mengalunkan melodi-melodi indah yang syarat emosi, tiba-tiba sesuatu yang lembut dan hangat, entah apa, telah menggantikan rasa takutnya.

Kembali Hanna mendengar suara petikan gitar, ketika dia menikmati senja di atap apartemennya, di salah satu sisi atap apartemen tersebut, Kai sudah duduk sambil mengalunkan melodi-melodi yang sangat menenangkan - setidaknya bagi Hanna. Hening. Mereka tertegun di tempat masing-masing, dan saling memandang lama. Gitta datang menetralisir keheningan tersebut, menemui Kai. Menandakan, sudah waktunya Second Day Charm untuk berlatih.

Kembali Gitta dan Kai mendapati Hanna di Kofilosofi. Melihat wajah Hanna yang seringkali menunduk dan merasa takut, Kai penasaran. Gitta memperingatkan kepada Kai, "Hanna berbeda, Kai. Jauhi dia". Tapi Kai mengindahkan peringatan Gitta tersebut. Hanna hanyalah sebagian dari para wanita yang dikencaninya selama ini.

Malu tapi mau.. Pikir Kai. Kai terus mendekati Hanna dengan sikap manisnya, Hanna yang merasa tenang saat mendapati seseorang yang meminjam nama laut, Kai, berada didekatnya, selalu menyambut kedatangannya dengan senyum malu-malu, menunduk, dan.. takut, mengabaikan apa yang telah disampaikan Gitta padanya, "Jauhi Kai, oke? Dia pemuda berengsek".

Sampai pada malam Kai mengungkap semua kepada Hanna, "Kau menang Hanna. Kau berhasil membuatku menginginkanmu". Hanna merasa usahanya yang hampir berhasil, usaha untuk menghapus lukanya, sia-sia. Dia kembali pada masa-masa sulitnya, ketakutan, terluka, dan trauma. Gitta tidak tinggal diam. Segera Kai menjadi sasaran amukkannya atas apa yang telah menimpa Hanna.

Gitta menceritakan semua kejadian masa lalu yang telah dilalui Hanna, kepada Kai. seketika Kai merasa menjadi orang paling berengsek, dan merasa sangat bersalah. Dan untuk pertama kalinya Kai merasa kecewa dengan apa yang telah dia lakukan terhadap seorang wanita.

Kai berusaha untuk meminta maaf kepada Hanna. Sulit. Tapi Hanna mau untuk mencoba. Hari-hari dilalui mereka berdua, dengan rasa yang entah apa namanya. Kai merasa kembali memiliki alasan untuk hidup, setelah masalah rumit yang menimpa keluarganya, Hanna membuatnya kembali memiliki tujuan. 

Gitta & Jun.

Gitta, di balik semua masalah yang dimiliki oleh Hanna dan Kai. Dalam diamnya, Gitta menyimpan rasa yang, kalau mengutip kata-kata Kai "Aku membicarakan kau dan Jun, omong-omong, bosan melihat kalian berlagak tidak saling tertarik. Apa lagi, sih, yang kalian tunggu? Tuh, aku sudah menyewakan kamar untuk kalian". Ya, Gitta menginginkan Jun, begitu pula dengan Jun.

Tapi terlalu banyak pertimbangan yang dimiliki Gitta, berbeda dengan Jun yang menganggap tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika mereka bersama. Jun yakin, dia bisa membahagiakan Gitta.

Gitta, yang tidak ingin merusak persahabatan mereka, terlebih Second Day Charm yang telah mereka bangun selama 1.5 Tahun belakangan telah mendapat sinyal positif dari Sony Music yang siap untuk mengontrak Second Day Charm. Gitta kembali pada pemuda yang dulu sempat dia tinggalkan demi bersama dengan Kai, ya, Gitta pernah berhubungan dengan Kai, sampai akhirnya Gitta sadar, bahwa Kai adalah pemuda berengsek.

Beberapa kali Hanna dan Jun mendapati luka memar di badan Gitta, Hanna yang kelewat polos, percaya saja ketika Gitta berkata terpeleset, tapi tidak dengan Jun. Jun tahu, Gitta bukan gadis ceroboh. Sampai pada suatu saat Hanna mendapati Gitta menjadi korban kekerasan oleh kekasihnya, tapi Gitta tidak melawan. Hanna kembali mengingat apa yang telah dia alami dulu, sama seperti Gitta. Gitta meminta Hanna untuk diam. Dan Hanna pun diam.

Untuk kali kedua Hanna mendapati Gitta disakiti oleh kekasihnya, Tapi kali ini Gitta benar-benar terlihat lemah dan butuh pertolongan. Hanna dilema, antara melawan rasa takutnya dan mengumpulkan keberaniannya untuk menolong Gitta.

Dia bisa, dia berhasil menyelamatkan Gitta. Segera Jun datang menemui gadis yang dicintainya, gadis yang menjadi bulan-bulanan kekasihnya. Gitta, gadis yang siap untuk direngkuhnya. "Lucu. Selama ini, ada pemuda yang tepat di sisiku, tapi aku malah menghindarinya dan memilih pemuda yang salah."- Gitta.


Interlude - Windry Ramadhina [Book Review]
The world is envy. You are too perfect. And she hates it.

Cukup ini yang bisa saya tuliskan tetang Interlude. Tolong, jangan menilai Interlude dari review yang sangat biasa ini, karena pada kenyataannya Interlude memiliki kisah yang sangat luar biasa. Cinta dan Persahabatan yang indah. Saya sampai bingung bagaimana cara saya membuat review yang sama luar biasanya.

Dengan dalih supaya tidak merusak mindset pembaca tentang betapa indahnya Interlude. Tapi.. Interlude itu Novel yang sudah pasti terbit karena memang layak untuk diterbitkan. Bagaimana saya bisa berfikiran untuk menyamakan tulisan blog ini dengan Novel? *sigh*

Dengan selesainya review singkat ini, saya menyumbang  4.5 dari 5 bintang yang saya sediakan untuk Interlude. Recommended!



. . .

3 komentar:

  1. oke, ngumpulin dulu buat beli ini.. sikaaat lah kalo emang 4 setengah bintang dari 5..... novel mbak windry memang unik
    unik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Etapi 4.5 bintang itu menurut saya, loh, ya.. Ya semoga kamu juga bakalan suka, karena memang indah jalan ceritanya. :))

      Hapus
  2. Jadi penasaran nih, ke Gramedia ah

    BalasHapus

Spamming? Nope!

Send Me Your Questions Here!

edigitalife.id@gmail.com

. . . . . .