Personal Blog: Menuliskan Semua Kisah dan Ulasan tentang Gaya Hidup di Era Digital

About Me

Teknologi dan Gaya Parenting Generasi Millenial

with 5 comments
 Teknologi dan Gaya Parenting Generasi Millenial, strategi menghadapi pembaca generasi millenial. Tips digital parenting.


Dalam beberapa artikel yang ada, Gen Y atau Generasi Millenial merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menyebut para generasi yang lahir antara tahun 1980 sampai dengan tahun 2000. Karakteristik dari generasi millenial sendiri cenderung lebih aktif, kreatif, serta memiliki keinginan atau kemampuan dalam menggunakan kecanggihan teknologi semaksimal mungkin. Bisa kita lihat banyaknya pengguna teknologi dari generasi tersebut yang mulai memanfaatkan penggunaan media sosial sebagai sarana berbagi pengalaman dan informasi, sarana untuk menyalurkan hobi, serta sarana dalam melakukan riset bagi sebagian orang.

Tak terkecuali para ibu muda masa kini yang begitu antusias dalam mengumpulkan informasi melalui banyaknya artikel parenting yang tersebar, sebagai pedoman dalam memberi perawatan terbaik bagi anak mereka. Dari beberapa karakter generasi millenial dan antusiasme ibu muda masa kini tersebut, bisa dibilang bahwa teknologi memiliki pengaruh yang lumayan penting dalam penerapan gaya parenting generasi millenial. 

Lalu seperti apa dan bagaimana cara generasi millenial dalam menerapkan gaya parenting dengan dukungan teknologi?

- Gadget. Ibu muda dari generasi millenial cenderung lebih memilih untuk memperkenalkan cara menggunakan teknologi seperti gadget dalam memenuhi hiburan serta menambah pengetahuan si kecil. Saya sendiri kadang berlaku demikian, beberapa alasannya sih, biar si kecil mainnya di rumah saja, kalau siang kan panas, tuh, terus bisa mantau juga apa saja yang dia lakukan saat menggunakan gadget, serta berapa lama waktu yang digunakan untuk dia bermain sehingga nggak mengganggu istirahat siangnya. Bukan berarti mengekang, toh, masing-masing sudah seharusnya sesuai porsi, antara bermain sebagai hiburan, belajar untuk menambah pengetahuan, dan istirahat sebagai upaya menjaga ketahanan badan. Tapi hal tersebut juga harus seimbang, karena pada dasarnya tugas seorang ibu adalah mengarahkan atau membimbing, namun kebebasan anak dalam menentukan pilihan juga tetaplah yang utama. Selama hal tersebut baik, rasanya bukan masalah.

- Open Minded. Memiliki keterbukaan pemikiran dalam memberi dan menerima informasi tentang cara mengasuh atau merawat anak. Jadi sebagai ibu muda generasi millenial yang dikenal super hati-hati dalam menerapkan cara parenting pada anak-anaknya, mereka tentu nggak hanya menelan satu-dua artikel secara mentah, melainkan selalu siap menerima opini berbeda sebagai pembanding untuk kemudian disaring, karena bisa dipastikan akan ada banyak informasi metode parenting berbeda. Dan sudah seharusnya sebagai ibu, kita bisa menyesuaikan ragam informasi yang diterima dengan kondisi anak sebenarnya. Tentunya dengan keterbukaan seperti itu, akan membuat seorang ibu lebih bijaksana dalam menentukan gaya parenting terbaik bagi anaknya.

- Cashless. Dalam memenuhi kebutuhan si kecil, ibu muda generasi millenial cenderung lebih memilih belanja secara online dengan pembayaran CC atau bank transfer daripada harus berpayah-payah ngajak anak keliling pasar dan membayar secara tunai, belum lagi kalau si kecil rewel karena bosan berdesak-desakan di dalam pasar. Hal ini dianggap lebih efektif dan efisien, mengingat e-commerce sekarang juga sudah sangat begitu mudah digunakan. Tapi nggak harus setiap belanja juga, sih. Kalau menurut saya, mengajak anak ke pasar juga penting untuk dilakukan, dari sana kita bisa sedikit demi sedikit mengenalkannya bagaimana cara bersosialisasi secara "guyub dan rukun".

- Media Sosial. Melalui media sosial, segala bentuk rupa aktifitas dan keadaan orang dapat diketahui hanya dengan melihat layar HP. Ada satu ketika kiriman dari teman di grup Buibu facebook yang membahas tentang MPASI bertanya "anak saya susah pup nih, sudah 5 hari belum pup. Kasian :(. Buibu yang pernah punya masalah serupa bisa share solusi atau pengalamannya? Setelah pertanyaan tersebut muncul, bisa dipastikan akan banyak yang berkumpul untuk menyampaiakan beragam pengalaman serta solusi. Tentunya si penanya harus benar-benar pandai untuk memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan anaknya. Di sini peran media sosial akan sangat membantu dalam mencari solusi dari masalah yang dihadapai ibu muda generasi millenial.

Sebagai blogger yang notabene masuk dalam generasi millenial, ibu muda, dan juga ikut serta menerapkan beberapa cara di atas. Dalam menerbitkan tulisan perihal parenting, saya rasa harus benar-benar sesuai pengalaman. Karena seperti yang sudah tertulis di atas, generasi millenial itu orangnya aktif, dalam hal ini ibu muda yang aktif dalam mencari informasi tentang parenting serta kreatif dalam menentukan artikel mana yang akan dijadikan pedoman gaya parenting. Jadi.. bukan nggak mungkin nantinya salah seorang dari sekian banyak ibu muda generasi millenial tersesat dalam tulisan parenting yang kita hasilkan, untuk membuat mereka tertarik dan membaca tulisan lebih lanjut, biasanya akan lebih mudah difahami kalau tulisannya dikemas dengan gaya curhat. Kenapa curhat? Karena pada dasarnya generasi millenial itu orangnya juga kepo, jadi kalau baca tulisan yang berbau-bau curhat gitu pasti pada antusias, tapi tetap kembali pada keabsahan tulisan juga, jangan sampai kita buat artikel hoax tanpa tahu kebenarannya.

Sincerely,

 Teknologi dan Gaya Parenting Generasi Millenial, strategi menghadapi pembaca generasi millenial. Tips digital parenting.







. . .

5 komentar:

  1. Aku generasi x, tapi banyak gaul ama generasi y.. Jadi sepertinya sebagian nerapin juga gaya parenting gen y

    BalasHapus
  2. Salam kenal Mba 😊
    Beruntung kita hidup di jaman
    ibu generasi milenial ya..Semua serba mudah.

    BalasHapus
  3. Generasi milenial sebagian sudah menjadi orang tua, berarti disebutlah orang tua milenia ya kan? hehehe

    BalasHapus
  4. Saya senang kalau dikatakan kepo karena memang rasa penasaran yang tinggi.
    Tetapi pada sesuatu yang positif ya.

    BalasHapus
  5. millenial juga perlu lho ke pasar tradisional. banyak hal yang bisa dipelajari di sana. hehe

    BalasHapus

Spamming? Nope!

Send Me Your Questions Here!

edigitalife.id@gmail.com

. . . . . .