Personal Blog: Menuliskan Semua Kisah dan Ulasan tentang Gaya Hidup di Era Digital

About Me

Hujan Kenangan di Museum Trowulan

with 1 comment

Museum, selalu memunculkan rasa kagum dibarengi dengan penasaran tersendiri bagi pengunjungnya. Kagum karena koleksi benda unik yang tertata apik dan menjadi daya tarik di sana, dan penasaran dengan sejarah apa yang menjadikan benda tersebut layak masuk dalam kriteria benda yang menjadi koleksi di sebuah museum.

Hujan deras mengiringi perjalanan saya waktu itu, tempat yang menjadi tujuan terakhir dari akhir pekan singkat saya di Mojokerto adalah museum trowulan - atau ada juga yang menyebutnya museum mojopahit - yang termasuk dalam visit list pada perjalanan waktu itu. Museum Trowulan sendiri merupakan museum yang menyimpan berbagai macam benda peninggalan pada masa kerajaan mojopahit yang berpusat di desa Trowulan - Mojokerto. Selain peninggalan pada masa kerajaan mojopahit, di sana juga terdapat koleksi benda peninggalan dari beberapa kerajaan lain yang berdiri di Jawa Timur  seperti kerajaan airlangga, kahuripan, kediri, dan kerajaan singhasari.

Patung Budha di Pintu Masuk Museum trowulan

Karena museum ini merupakan tujuan akhir, langit sore yang mendung disertai hujan pun ikut serta mengantar perjalanan yang hanya memakan waktu kurang-lebih 30 menit dari tempat terakhir yang saya singgahi waktu itu - Situs Candi Tikus - hujan yang terbilang cukup deras namun tetap menghadirkan suasana tenang membuat saya semakin antusias untuk segera memasuki museum tersebut, pasti akan sangat menenangkan ketika hujan sementara saya berada di sebuah tempat dengan atmosfir kenangan yang sangat kuat sambil menikmati kenangan-kenangan yang dihadirkan #halah. Namanya museum, pasti di sana terdapat banyak sekali koleksi benda bersejarah yang banyak mengisahkan sebuah kenangan. 

Dengan disambut patung budha duduk, saya melenggang memasuki museum yang terbagi menjadi beberapa ruangan sesuai koleksi yang ditampilkan. Ruangan pertama adalah ruangan yang menampilkan koleksi yang terbuat dari logam seperti aneka uang kuno, cermin, bokor, lampu, pegangan pintu, guci serta beberapa koleksi logam lain yang tertata apik dan masih terlihat sangat menarik dengan tatanan display yang memanjakan mata pengunjung.

Hujan Kenangan di Museum trowulan


Hujan Kenangan di Museum trowulan

Menuju ruangan berikutnya yang terletak bersebrangan dengan ruangan dengan koleksi benda yang terbuat dari logam sebelumnya, yakni ruangan dengan koleksi yang terbuat dari keramik dan tanah liat, keduanya terletak dalam satu ruangan yang disekat dengan lemari kaca untuk display. Terdapat banyak jenis peninggalan seperti piring, guci, gelas dari beberapa dinasti china, serta artefak atau miniatur patung manusia dan hewan, alat rumah tangga, serta alat produksi yang terbuat dari tanah liat. Meski sudah cukup berumur, koleksi yang terbuat dari tanah liat di museum itu masih memperlihatkan bentuk ukirannya dengan cukup detail, pencahayaan dalam ruangan yang terang pun semakin mendukung pengunjung untuk menikmati deretan koleksi yang ada di ruang tersebut.

Hujan Kenangan di Museum trowulan
source: kemendikbud *maaf, potoku yang bagian ini ketlisut XD*

Hujan Kenangan di Museum trowulan


Hujan Kenangan di Museum trowulan

Di bagian belakang museum yang paling banyak menyimpan koleksi peninggalan masa kerajaan mojopahit ini terdapat ruang terbuka yang menampilkan artefak bebatuan serta patung-patung pada masa kerajaan mojopahit, selain itu terdapat juga bangku-bangku yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk sekedar beristirahat sambil menikmati ragam koleksi yang ada di ruangan tersebut. Dan tentunya bonus untuk saya adalah sambil menikmati alunan musik alami yang dihasilkan oleh rintik hujan yang mulai agak reda. Menikmati hujan dengan di kelilingi berbagaimacam atmosfir kenangan di Museum Trowulan.

Hujan Kenangan di Museum trowulan


Hujan Kenangan di Museum trowulan


Berkunjung ke museum sendiri menurut saya banyak sekali manfaatnya, tentunya selain penyegaran mata dan pikiran, pengetahuan baru mengenai koleksi yang ditampilkan pun akan didapat. Apalagi bagi 3 pasukan alit saya, yang kadang tiba-tiba berseloroh antusias karena beberapa koleksi peninggalan ada yang masuk dalam pelajaran sejarahnya di sekolah - kecuali Qeis, balita usia 22 bulan yang bisanya cuma lonjak-lonjak lihat patung-patung lucu. 

Meski badan sudah mulai meraung minta diistirahatkan, tapi sungguh, perpaduan antara hujan dan kenangan sore itu berhasil menciptakan moment yang cukup luar biasa membahagiakan. Sekian cerita singkat dari perjalanan singkat dan akhir pekan yang singkat. Yuk, ajak anak-anak berkunjung ke museum yuk, Buibu ~~~



Sincerely,

Hujan Kenangan di Museum trowulan















. . .

1 komentar:

  1. wah sudah bagus ya sekarang, aku kemari saat sd, amsih kumuh dan sederhana. kalau sudah bagus spt ini artinya bersyukur pemerinath setempat memperhatikan

    BalasHapus

Spamming? Nope!

Send Me Your Questions Here!

edigitalife.id@gmail.com

. . . . . .