Personal Blog: Menuliskan Semua Kisah dan Ulasan tentang Gaya Hidup di Era Digital

About Me

Menyampaikan Pendapat Melalui Komunikasi yang Hangat

with 2 comments
Berpendapat Melalui Obrolan Hangat

Komunikasi merupakan salah satu kunci bagi terciptanya keluarga harmonis, nggak jarang pertengkaran antar pasangan dipicu oleh kurangnya komunikasi atau dengan sengaja salah satu dari mereka menyimpan rahasia yang menimbulkan kecurigaan lalu berujung pada pertengkaran. Di sini, saya sedikit kasih saran nih, bagi yang suka nyimpan rahasia mending di-plong-in aja deh, kamu lagi asyique chatting sama cowok/cewek lain? CERITA! Lagi ada rencana kopdar sama alumni yang di dalamnya terkandung mantan? Bilang aja! astaga ini sesat banget sarannya XD  Toh kalau niatnya cuma menjalin silaturrahmi bukan masalah, kan? Tapi mungkin akan lebih baik kalau kamu nggak perlu mainan api, ya.. daripada nanti akhirnya kebakar, ya nggak?

Oke lanjut..

Tentu saja bukan perihal mudah untuk menciptakan komunikasi yang hangat. Kita harus bisa menyesuaikan situasi dan kondisi ketika akan memulai sebuah obrolan hangat dengan pasangan. Jujur, saya sendiri bukan tipe orang yang mudah dalam memulai percakapan, baik dengan pasangan, teman, maupun orang-orang di sekitar saya. Bahkan di awal-awal pernikahan dulu, saya dan pasangan hampir sering cekcok karena saya orangnya pendiam, ya.. bukan pendiam juga sih, cuma kurang suka aja sama yang namanya basa-basi jadi ya kebawa pas awal-awal nikah.. jarang ngomong. Pertikaian-pertikaian kecil tersebut seringnya timbul karena saya kurang bisa dalam menyesuaikan diri dengan pasangan yang notabene beliau lebih mengarah ke pillow-talk-person #halah.

Jadi waktu favorit pasangan saya buat ngobrol itu pas menjelang tidur, entah itu obrolan ringan atau berat, sedangkan saya  sebagai orang yang jarang ngomong, seringnya hanya berperan sebagai pendengar tanpa memberikan tanggapan selama sesi obrolan berlangsung, ujung-ujungnya malah ngantuk, di sisi lain pasangan lagi serius banget sama bahasannya sementara bagi saya waktunya jadi kurang pas buat ngelanjutin obrolan tersebut, ya gimana kalau suami lagi ngomong rasanya kayak lagi dengerin cerita, bawaannya pengen bobo aja gitu XD Alhasil yang niat awal menciptakan obrolan hangat malah jadi obrolan sepihak, soalnya yang diajak ngobrol udah sampai negeri antah berantah duluan, gondoklah suami saya. Tapi idu dulu.. sekarang juga kadang masih gitu sih..

Tapi kadang kan meski kita sudah merencanakan "wah pas banget nih sikonnya, habis ini bilang ke suami minta dibeliin rumah, ah.." Eh.. mendadak ada hal tak terduga lain yang ingin disampaikan sama pasangan kita. Di sini kemampuan kita dalam mengendalikan diri sangat penting, bagaimana cara kita agar nggak mendahulukan emosi sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh pasangan dapat kita terima dengan baik.

Pengendalian diri. Pengendalian diri memang memiliki peran penting untuk menentukan terciptanya sebuah obrolan hangat. Kalau mengacu pada 3 poin dalam tulisan "Aliran Rasa Komunikasi Produktif" karya mommy blogger ketje bernama Ayu Citraningtias. Di sana menjelaskan bagaimana kita harus bisa menahan emosi, meredam amarah, tentunya juga bagaimana cara membuat hati dan fikiran kita kalem ketika melakukan sesi dari hati ke hati dengan pasangan.

Namun nggak selalu pihak kita juga yang harus menyesuaikan diri, pasangan pun harus mengerti dan memahami keadaan kita, kita harus bisa memberi pengertian atau menyampaikan pendapat. Mungkin kita semua sudah tahu, ya, kalau setiap orang itu memiliki reaksi berbeda-beda dalam menerima pendapat, kalau dalam kamus orang pacaran adalah "wanita selalu benar", maka berbeda dengan kehidupan pernikahan di mana "wanita tempatnya salah". Oke, di sini siapa yang pernah merasakan hal serupa? *golek bolo*

Reaksi dari pasangan tersebut sebenarnya tergantung dari cara kita menyampaikan pendapat juga sih, bagaimana agar pendapat kita nggak berbalik jadi tindakkan yang dianggap salah oleh pasangan. Kalau kamu menyampaikan pendapat ketika pasangan dalam keadaan capek, jelas kamu SALAH meskipun kamu sudah berusaha menggunakan kalimat semanis mungkin. Berbeda dengan obrolan ringan yang mungkin dapat diterima kapan saja, dalam memberikan pendapat kita perlu menentukan waktu yang tepat, kalau pasanganmu pillow-talk-person kayak pasangan saya, kamu bisa memanfaatkan moment tersebut untuk menyampaikan pendapatmu. [oke, istilah pillow-talk-person ini sebenarnya saya adopsi dari novel yang ditulis Christian Simamora, kalau nggak salah sih ya XD]. Jadi saat-saat menjelang tidur di mana fikiran dalam keadaan tenang dan rileks, saya akan memulai sesi obrolan hangat dengan tujuan menyampaikan pendapat saya, kebanyakan sih berhasil ya, soalnya memang waktu yang saya pilih merupakan waktu favorit dia buat ngobrol.

Berbeda dengan masa pendekatan di mana kita sebagai kaum hawa terkenal dengan penggunaan kode-kode yang harus dipecahkan oleh calon pasangan kita, dalam kehidupan berumah tangga hal seperti itu kebanyakan sudah nggak berlaku lagi. Menggunakan kalimat-kalimat sederhana serta ringan akan lebih efektif, selain mudah dimengerti, obrolan kita juga akan mendapat respon secara langsung oleh pasangan tanpa harus memecahkan teka-teki lebih dulu.

Setelah satu dekade hidup bersama, sedikit-banyak hal yang saya pelajari tentang bagaimana menghadapi pasangan, ketika saya lagi pengen menyampaikan pendapat melalui obrolan hangat bersama pasangan, saya selalu memperhatikan beberapa hal tersebut di atas, meski nggak selamanya apa yang sudah direncanakan berjalan lancar, paling enggak kita sudah berusaha sesuai dengan kemampuan kita. Pastinya beda orang beda karakter pun beda juga dalam mempraktikkan teori hidup.

Baiklah, sebelum tulisan ini merambat kemana-mana, mungkin lebih baik saya akhiri sampai di sini saja. Semoga pesan dalam tulisan ini bisa tersampaikan dan diterima dengan baik meskipun penyampaiannya agak berantakan. Sekian dan terima kasih ^^




Salam...




. . .

2 komentar:

  1. Thanks infonya, saya juga kurang bisa memulai percakapan, rasanya kaya kagok gitu kalau memulai sesuatu yang bersifat basa-basi. Tapi,setelah baca ini jadi mulai tergugah untuk memulai.hehe

    BalasHapus
  2. terutama waktu ya, janagn sampai mood pasangan lagi gak eh kita malah aksih cerita yang gak enakin

    BalasHapus

Spamming? Nope!

Send Me Your Questions Here!

edigitalife.id@gmail.com

. . . . . .