Personal Blog: Menuliskan Semua Kisah dan Ulasan tentang Gaya Hidup di Era Digital

About Me

Mengatasi Sindrom Hari Senin

with 22 comments

Ada apa dengan hari senin? Kenapa kebanyakan orang mengeluhkan datangnya hari senin? Dan, terkadang saya juga berlaku sama. Mengeluh ketika hari senin tiba.

Senin. Hari setelah minggu, di mana minggu adalah hari libur, yang biasanya digunakan untuk beristirahat di rumah, bersantai bersama keluarga, jalan-jalan bareng pasangan, belanja-belanja lucu bersama teman, atau sekadar tiduran di kamar seharian, dan dengan lebih banyak kegiatan menyenangkan lainnya. Senin. Entah kenapa hari senin itu menjadi hari yang selalu dieluhkan kebanyakan orang. Kalau menurut saya, mungkin itu semacam sindrom, gejala yang dapat terjadi secara serentak dan menandai ketidaknormalan tertentu, baik itu berupa tindakan ataupun emosi. Secara, bukan hanya satu atau dua orang yang menunjukan hal serupa, bahkan mungkin, mungkin, ya, itu sudah menjadi tradisi bagi beberapa orang.

Kalau menurut analisis saya -ciegitu- penyebab orang mengeluhkan datangnya hari senin itu, karena sebelumnya adalah hari minggu yang merupakan hari libur, di mana pada hari itu, banyak orang yang sedang mengisi liburannya dengan kegiatan-kegiatan menyenangkan seperti yang sudah saya sebutkan sebelum ini. Korelasinya adalah.. Ketika semua keasikan pada hari minggu itu berakhir, dan kemudian digantikan dengan hari senin, di mana pada hari itu, orang harus kembali bekerja, berkutat dengan pekerjaan yang biasanya menumpuk pada hari senin, tepat di depan meja kerjanya, seharian, dan harus merelakan keceriaan hari libur yang sudah dilaluinya, maka muncul lah keluhan-keluhan yang menyudutkan datangnya hari senin, misalnya; "I hate monday!" dan blabliblu lainnya. Alhasil, hari minggu seakan menjadi penyebab terbesar atas keluhan-keluhan itu. Kenapa? Karena.. Kalau saja tidak ada hari minggu, mungkin hari senin tidak se-mengeri-kan itu. Atau, kalau saja, hari minggu bukanlah hari libur, sindrom akan datangnya hari senin, tidak akan pernah ada. -terus harus seminggu penuh kerja, gitu? ew!- tapi itu hanya akan menjadi khayalan belaka. -yaiyalah-

Mengatasi Sindrom Hari Senin
Source: Ngajak Perang, Nih?
Lalu, bagaimana, ya, cara mengatasi sindrom tersebut? Baiklah, menurut analisis saya lagi, nih, ya. Sebenarnya bisa saja sindrom hari senin itu "dihilangkan". Dengan menerapkan sugesti terhadap diri sendiri, bahwa hari senin itu sebenarnya menyenangkan, karena setelah libur, nanti di tempat kerja, kita akan bertemu dengan teman-teman kerja yang bisa dijahili, diajak ngerumpi, atau pun diajak foto selfie. Atau bisa dengan cara.. Meyakinkan diri, kalau pada hari senin itu akan ada sesuatu spesial yang telah menanti di tempat kerja, mungkin itu rezeki yang berupa traktiran teman kantor yang baru saja mendapat cairan fee, atau berupa panggilan dari atasan yang mengabarkan bahwa kita mendapat promosi untuk naik jabatan. Dan sepertinya masih banyak lagi, sih, hal menyenangkan yang bisa dilakukan atau hal-hal spesial yang tidak terduga, tiba-tiba datang begitu saja. Untuk yang terakhir, cobalah menjadi sahabat atau teman baik bagi pekerjaan yang sedang kita kerjakan, jangan anggap pekerjaan itu sebagai beban, jadi, pekerjaan akan terasa lebih ringan kapan pun dia datang. Terlebih lagi, untuk pekerjaan yang memang merupakan hobi bagi kita, saya yakin, ketika hari senin datang, tidak akan ada lagi keluhan, apalagi beban. Hari senin akan selalu dan selalu menjadi hari yang menyenangkan. Bukan begitu?
. . .

22 komentar:

  1. Dulu saya juga berasumsi demikian..I HATE MONDAY...trus saya kembali positive thinking seperti dalam artikel di atas. Salam sukses selalu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mak, semua sugesti tentang hal-hal yang negatif bakalan hilang, kalo kita terus berusaha buat berfikiran positif

      Hapus
  2. kalo mau suka hari senin, jumat atau sabtunya, tinggalin aja HP di kantor, dan kantornya ga bisa dibuka sampai hari seninnya. #iyakali

    mau senin atau minggu, saya malah ngerasanya sama. ini bahagia atau derita, ga tau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada lagi yang bakalan lebih bisa dipastikan keberhasilannya. Tinggalkan hati dan pikiran di kantor. Caranya? Cari gebetan di sana. Hahaha #yakalik

      Berbahagialah kamu, karena kamu bukan termasuk dalam golongan orang-orang yang "tidak jelas" apa maunya. Kalo senin ditetapkan sebagai hari libur pun, sindrom itu bakal berpindah ke hari selasa. Maybe. :))

      Hapus
  3. Gue cukup setuju. Pertama, itu cuma sugesti. Kedua, kadang ada yang cuman ikut-ikutan membenci Senin. Coba aja tengok kicauan di Twitter, apaan coba masih SMP udah hate Monday hate Monday. Halah banget ini mah :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah. Semacam kelatahan tanpa tau maksud dan tujuannya. Mungkin itu anak SMP nya males sekolah, soalnya kalo senin kan upacara bendera. Panas. Mungkin, sih. :))

      Hapus
  4. dulu waktu masih kerja ikut orang, aku emang benci hari senin.. tp setelah kerja di rumah semua hari menyenangkan.. lebih santai hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti kalo balik kerja ikut orang, senin jadi hari yang membencikan lagi dong mak? Coba itu, dipraktekin, sedikit tips dari saya.. ;)

      Hapus
  5. Kuncinya: niatkan untuk ibadah setiap kebaikan yang baik, kapan dan di mana saja agar barokah dan mendapat ridho Allah.
    Terima kasih artikelnya yang bermanfaat
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali pak. Niatkan dengan Ibadah semua pasti terasa ringan.
      Sama-sama.
      Salam dari Lamongan. :)

      Hapus
  6. Sampe di HardRock Cafe duluuuuu ada program I don't like Monday, tapiiii don't-nya dicoret hehehehe... Salam kenal ya mak... Nice blog :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha.. I Like Moday lah, mak, pokoknya.. Salam kenal juga, maaakk. :)

      Hapus
  7. Aku tidak kerja kantoran sih, jadi buatku hari senin sama saja dg hari2 lainnya, sama sibuknya jadi irt haha. Salam kenal mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mak. Sebenarnya malah nggak ada yang bisa ngalahin sibuknya irt. Bukan pekerja kantoran tapi harus bisa menguasai apa-apa yang jadi tugas kantor. Mulai dari keuangan, administrasi, perencanaan, dan masih banyak lagi. :)

      Salam kenal juga, mak. :)

      Hapus
  8. Berhubung saya bukanlah pegawai weekdays jadi hari Senin gak terlalu menjadi masalah bagi saya, karena saya memakai sistem shift. Untuk kasus diatas, mereka gak siap untuk bekerja lagi ketika hari Senin tiba, karena sudah terbawa sama pikirannya sendiri, betapa kerjaan kantor yang menumpuk lah, jalanan yang macet lagi lah, muka bos yang sangar lah dan hal-hal lainnya yang menurut mereka merupakan sebuah 'halangan'.......

    Nice share

    BalasHapus
    Balasan
    1. semacam sugesti mungkin, ya? jadi kalo para Monday's syndrome bisa/mau menghilangkan pikiran negatifnya, hari senin akan jadi hari yang menyenangkan, sama kayak hari-hari lainnya. #IMHO :D

      Hapus
  9. ada lagi, menerima senin apa adanya... kekurangan dan kelebihannya, walaupun kadang jengkelin tapi hari senin juga ngangenin... apalagi kalau senin gajian :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah. Apalagi kalau senin gajiaaaann.. Bisa dipastikan embel-embel "I hate Monday" bakalan lenyap dari peradaban. #halah :D

      Hapus
  10. betul sekali , rasa malas di hari senin itu bikin nyusahin, dari mau bangun sudah males

    BalasHapus
  11. I love monday, waluapun pas bangun tidur teringat " Loh, sudah Hari Senin lagi ya?" *jenggirat tangi*

    BalasHapus

Spamming? Nope!

Send Me Your Questions Here!

edigitalife.id@gmail.com

. . . . . .