Personal Blog: Menuliskan Semua Kisah dan Ulasan tentang Gaya Hidup di Era Digital

About Me

Suara dari Rakyat Pinggiran. [Kisah di Balik Layar Pesta Demokrasi II]

with 2 comments
Pengalaman Menjadi Panitia Panwaslu
Source: Hasil Rekapitulasi Kecamatam Paciran - Lamongan

Selamat malam semua.. Bagaimana akhir pekan kalian hari ini? Kalau di tempat saya, sih, mendung-mendung cantik, gitu. Belum sampai hujan. Ah, ngomongin cuaca. Line up yang mainstream. Lama nggak update blog, jadi agak sedikit kikuk bikin pembukaannya. Dan kata yang lebih tepat untuk mewakili "Lama nggak update blog" sebenarnya adalah "malas". Ya saya akhir-akhir ini malas berurusan dengan blog yang menyedihkan ini. :(

Oke, sebenarnya kali ini saya mau cerita sedikit tentang tetek bengek yang saya lakukan pas hari rabu, 9 Juli kemarin - Pilpres 2014. Masih seputar tentang postingan Nerves-Nervesan sama Kisah di Balik Layar Pesta Demokrasi. Iya, saya masih dapat kesempatan buat ngelanjutin tugas Panwaslu bersama tim PPL saya pas Pileg dulu. Alhamdulillah.

proses pemungutan suara saat pemilu
Daftar DPT TPS 9

Cuaca terik hari itu seakan membakar semangat saya, bukannya menjadi abu, tapi malah semakin berkobar, tapi tenang, saya masih utuh, tanpa bekas gosong sedikit pun, ehem. Puasa sama sekali tidak menjadi halangan. Bahkan, kalau saya bilang, puasanya malah nggak berasa, padahal saya riwa-riwi, ngetan-ngulon jalan kaki, kebetulan TPS 9, yang saya jadikan sampling jaraknya dekat dengan rumah saya, jadi tidak terlalu membutuhkan antar-jemput.

Cukup jalan kaki untuk menjangkaunya, sekalian olah raga. Semua berjalan kondusif, TPS 9 dibuka mulai pukul 7 pagi dan ditutup pukul 1 siang. Karena kalau dibuka pukul 7 malam dan ditutup pukul 1 pagi, takutnya nanti surat suara jadi nggak sah semua. Oke ini nggak lucu. Tepat setelah panitia KPPS woro-woro melalui TOA musholla, menyampaikan buka-tutupnya TPS, warga sekitar mulai berdatangan, mengantri di kursi yang telah disediakan.

Ketua KPPS mulai membuka surat suara, dan kelengkapan logistik Pilpres untuk ditunjukan kepada warga yang sudah datang, mengantisipasi terjadinya hal-hal yang nggak diinginkan, meski sempat kelabakan mencari form C7 atau lampiran daftar hadir DPT. Proses pemungutan suara berlangsung lancar, antrian juga semakin bertambah, seiring datangnya warga yang berbondong-bondong dan mengantri rapi, layaknya semut merah yang sedang baris-berbaris.

Sebelum saya melanjutkan perjalanan saya ke TPS-TPS lain, terlebih dulu saya mengingatkan pada ketua KPPS perihal C1 yang harus diserahkan ke PPL setelah proses penghitungan suara selesai nanti. Ini perlu, karena saya nggak mau kejadian Pileg kemarin terulang.

Form yang harus diserahkan panwaslu
Pembukaan TPS 9

Jarak TPS selanjutnya atau TPS 4, lumayan jauh kalau harus berjalan kaki, jadi saya minta antar Abang, yang alhamdulillah selalu siaga kapan saja saya membutuhkannya. Setelah kurang lebih 2 jam mengikuti proses pemungutan suara di TPS 9, tentunya saya sudah lumayan tertinggal pas datang ke TPS 4, jadi saya langsung menuju Ketua KPPS untuk menanyakan apa saja yang kurang pas pembukaan tadi, dan syukurlah sama seperti TPS 9, TPS 4 juga berjalan sesuai harapan.

Ketua KPPS nya yang ini selo banget, Bapaknya langsung bilang ke saya "Mbak kalau mau lanjut jalan, monggo, C1 nya sudah saya siapkan buat Mbak". Wah.. padahal kalau sama Ketua KPPS lain saya mesti bener-bener mengingatkan, saya tersenyum menanggapi kebaikan Bapak tersebut, tapi saya nggak langsung cabut begitu saja. Saya juga pengin tau proses pemungutan suara di TPS 4 ini, paling enggak 1-2 jam saya di sini, menyesuaikan dengan TPS sebelumnya.

Suara dari Rakyat Pinggiran. [Kisah  di Balik Layar Pesta Demokrasi II]
Penghitungan Suara TPS 9

Menuju TPS 5 atau TPS terakhir yang menjadi bagian saya. Fyi, kalau dulu Pileg ada 16 TPS, sekarang buat Pilpres dipangkas jadi 12 TPS dengan 4 anggota PPL dan setiap anggota kebagian 3 TPS. Berhubung Abang sudah saya suruh pulang lebih dulu, karena nggak mungkin juga dia nungguin saya, kan, kasihan, mending istirahat di rumah, mumpung libur kerja, dan lagi pula jarak antara TPS 4 dan TPS 5 itu deket banget, saya cukup jalan kaki saja.

Sampai di TPS 5, waktu itu kurang lebih pukul 11 siang, sudah nggak ada tanda-tanda warga yang akan datang ke TPS, mungkin karena panas terik sekaligus puasa, jadi mereka enggan datang ke TPS, saya coba tanya sama ketua KPPS, berapa DPT yang sudah menggunakan hak pilihnya per jam sekian, dan dari jumlah 448 DPT, baru sekitar 261 yang datang ke TPS dan menggunakan hak pilihnya.

Hvft.. Saya sedih, ternyata antusiasme warga sekitar nggak sesuai perkiraan saya yang mengacu pada betapa semangatnya para pengguna sosial media sekarang ini dalam berpartisipasi buat kesuksesan Pilpres tanpa Golput. Kurang sosialisasi, kalau menurut saya. Atau kemungkinan juga, karena memang mata pencaharian warga sekitar adalah nelayan, jadi pas Pilpres mereka masih miyang - melaut. Tapi seharusnya bisa diantisipasi jauh-jauh hari, sih. Entahlah.

rekap hasil pemilihan umum di SMA N 1 Paciran
Rekap C1 TPS 9

Dari masing-masing TPS ada beberapa DPTb yang menggunakan KTP serta KK untuk menggunakan hak pilihnya, ketua KPPS pun nggak mempersulit dan mempersilakan mereka untuk menggunakan hak pilihnya. Semua warga yang memiliki kartu tanda penduduk setempat, dijamin haknya untuk ikut memilih. Begitu pula dengan pemilih yang menggunakan A5.

Sampai pada pukul 1 siang semua TPS resmi ditutup dan para panitia KPPS mulai bersiap untuk penghitungan suara, saya sendiri kembali menuju TPS 9 buat mengikuti penghitungan suara di sana. Semua bejalan lancar tanpa ada perseteruan tentang sah/tidak sah nya surat suara. Dari 589 DPT, yang menggunakan hak pilihnya hanya sekitar 319, dan dari sekian surat suara terpakai, terdapat 2 surat suara yang tidak sah.


Masing-masing ketua KPPS sudah menghubungi saya, untuk mengambil C1 yang sudah mereka siapkan. C1 dari 3 TPS sudah saya dapatkan dan sudah siap untuk saya rekap dengan 12 TPS lainnya. Dari hasil rekap semua TPS terdapat 3580 suara masuk, 3551 surat suara sah dan 29 surat suara tidak sah. 1777 surat suara sah untuk calon nomor 1 dan 1774 surat suara sah untuk calon nomor 2. Ternyata masih selisih 3 suara. Lumayanlah. 

Tapi, kembali ke tujuan awal. Siapa pun calon terpilih nanti, semoga mereka bisa membawa Indonesia kedepan agar menjadi lebih baik lagi. Dan sedikit pesan dari rakyat pinggiran, semoga calon terpilih juga bisa menyamaratakan kesejahteraan serta menyamaratakan fokus perhatiannya kepada rakyat pinggiran seperti halnya rakyat di kota-kota besar sana.. Itu saja, tidak muluk. Terima kasih. :)

Paciran, 2014
. . .

2 komentar:

Spamming? Nope!

Send Me Your Questions Here!

edigitalife.id@gmail.com

. . . . . .