Siang itu, menjadi siang yang sangat membahagiakan buat saya, mengingat hampir lima tahun saya selalu absen dari reuni kecil-kecilan bersama teman pesantren saya. Kedai Es Krim Siwalan Bunda yang menjadi saksi kerempongan saya bersama mereka, berbincang dari A sampai Z, mengingat kebandelan kami semasa di Pesantren.
Snopy yang pertama memberi ide untuk berkumpul di Kedai Es Krim Siwalan, saya yang belum pernah mencicipi hidangan menu di kedai tersebut, tentunya sangat antusias ketika chit-chat melalui BBM berujung pada kesepakatan untuk berkumpul di sana.
Sesuai dengan namanya, menu andalan di kedai ini adalah Es Krim Siwalan dengan berbagai varian rasa, mulai dari rasa cokelat, cappucino, sampai dengan rasa duren. Siwalan (yang juga disebut buah lontar) yang biasa hanya digunakan untuk melengkapi kenikmatan Es Dawet di desa saya, ternyata bisa dikembangkan menjadi hidangan kekinian dan rasanya pun tetap nikmat.
Sesuai dengan namanya, menu andalan di kedai ini adalah Es Krim Siwalan dengan berbagai varian rasa, mulai dari rasa cokelat, cappucino, sampai dengan rasa duren. Siwalan (yang juga disebut buah lontar) yang biasa hanya digunakan untuk melengkapi kenikmatan Es Dawet di desa saya, ternyata bisa dikembangkan menjadi hidangan kekinian dan rasanya pun tetap nikmat.
Karena saya adalah penggemar setiap makanan ataupun minuman yang memiliki hubungan dengan kopi-kopi-an, jadi siang itu saya memesan Es Krim Siwalan dengan varian cappucino. Dan benar saja Es Krim yang identik dengan tekstur lembut, dibuat berbeda dengan sedikit sentuhan buah siwalan yang dihancurkan secara kasar.
Rasa manisnya yang pas disertai taburan chocochip di atasnya menambah rasa kemupengan saya untuk segera melahap habis Es Krim tersebut. Tapi sebelum melahapnya, saya memberi aba-aba pada teman-teman saya yang juga memiliki niatan sama dengan saya, "lucu dikit cekrek" "eksis dikit cekrek". Dan setelah prosesi cekrek-cekrekan selesai, kami pun dengan hikmatnya menikmati Es Krim Siwalan yang sudah terhidang manja di atas meja kami.