Personal Blog: Menuliskan Semua Kisah dan Ulasan tentang Gaya Hidup di Era Digital

About Me

Perhatikan 5 Poin ini Sebelum Berbagi Konten di Media Sosial!

with 25 comments
Perhatikan 5 Poin ini Sebelum Berbagi Konten di Media Sosial!

Media Sosial, tentunya saat ini media sosial sudah menjadi konsumsi sehari-hari bagi kebanyakan orang. Bahkan ada sebagian orang yang belum merasa tenang untuk melakukan aktifitas, sebelum dia mengecek media sosial miliknya, entah itu Facebook, Twitter, atau aplikasi perpesanan semacam WhatsApp dan sejenisnya. Sesuai dengan fungsinya, yakni sebagai sarana bersosialisasi, pengguna bisa dengan bebas menyampaikan pemikiran dalam bentuk status tulisan atau konten-konten dengan judul menarik namun nggak sesuai dengan isi tulisan melalui media sosial miliknya, yang notabene bisa dibaca, dilihat dan diakses oleh siapa saja.

Saat ini yang sedang viral adalah kegiatan membagikan status pengguna facebook, membagikan tautan suatu portal berita atau website perorangan/organisasi, serta gambar-gambar yang kadang berisi konten sensitif, dalam arti konten tersebut masih belum jelas kebenarannya ataupun konten yang mengandung SARA dan hal-hal negatif lainnya.

Tentunya kita para Blogger yang biasa menyajikan konten tulisan bermanfaat, harus lebih berhati-hati, agar kita nggak termasuk ke dalam golongan pengguna media sosial yang "asal bagi" tanpa tahu lebih detail tentang apa yang sudah dibagikan. Untuk menghindari kekhawatiran tersebut, ada baiknya kita memperhatikan hal-hal di bawah ini sebelum membagikan konten di Media Sosial:

Tidak dalam Keadaan Emosi

Suasana hati. Ya, suasana hati memang sangat berperan penting terhadap kegiatan yang akan kita lakukan. Orang yang biasanya santai saja ketika melihat judul yang syarat kontroversi di timeline media sosial, akan tertarik untuk membagikan konten tersebut saat suasana hati dalam keadaan labil atau emosi. Bahkan kata-kata yang nggak pantas pun bisa dia tuliskan di status media sosialnya. Cara mengatasinya mungkin bisa dengan mengunjungi tempat-tempat sepi seperti laut, bisa juga mendatangi ruang terbuka hijau (taman, sawah, dll) untuk menenangkan diri lebih dulu, atau hanya dengan menonton film bagi yang waktu serta ruang gerak yang terbatas. Sehingga bisa sementara waktu menjauhkan diri dari media sosial.

Tidak Menyinggung Orang Lain

Menyinggung orang lain. Sekarang ini bisa dibilang bahwa peribahasa "Mulutmu, Harimaumu" sudah beralih ke "Jarimu, Harimaumu". Karena dari jari yang kita buat untuk mengetik status di media sosial, bisa menimbulkan ketersinggungan bagi orang-orang tertentu. Bahkan pemerintah sampai mengeluarkan UU ITE, yang bisa menjerat siapa saja pengguna media sosial akibat dari tulisan yang sudah dibagikannya. Nggak sedikit orang yang menginap di hotel rodeo karena asal membagikan status/konten di media sosial. Mungkin ada baiknya kita berfikir secara matang, sebelum menulis status/membagikan konten di media sosial.

Tidak Merugikan Diri Sendiri.

Merugikan diri sendiri. Adakalanya kita membagikan informasi pribadi di media sosial yang tanpa kita sadari bisa dijadikan bahan sasaran tindak kejahatan/hal negatif yang nggak diharapkan. Contoh kecilnya, nomor ponsel yang kita tulis di Informasi Profil, dari sana, bisa saja seorang penipu menghubungi nomor tersebut dengan mengaku sebagai karyawan dari operator A, B, C dst, dst.. yang memberi kabar gembira kalau kita menang undian. Mau berkilah seperti apa, namanya penipu pasti sudah mempersiapkan kata-kata jitu untuk menjawab setiap pertanyaan kita. Dan jalan yang paling ampuh adalah langsung menekan tombol "END". Dari pengalaman yang hampir setiap orang sudah pernah mengalaminya tersebut, seharusnya kita sudah bisa memilah dan memilih, konten seperti apa saja yang layak dibagikan di media sosial.

Bermanfaat Bagi yang Membaca

Bermanfaat. Banyaaaak sekali konten bermanfaat yang sekarang ini dibagikan di media sosial. Mulai dari tips memasak, tips keuangan, parenting, DIY dari barang bekas, bahkan tips keamanan juga bisa kita temui di timeline media sosial. Namun nggak menutup kemungkinan konten dengan keterangan yang menarik pun, isinya nggak sesuai dengan keterangannya. Jadi, ada baiknya kita membaca dulu isi dari konten yang akan kita bagikan. Bisa membawa kebaikan bagi sesama itu membahagiakan, loh.

Pastikan Keabsahannya

Dari semua yang sudah saya tuliskan di atas, hal yang paling utama dan yang harus kita lakukan adalah mengecek kebenaran dari konten yang akan kita bagikan. Di sini kita akan berperan menjadi detektif dadakan, MEMBACA, mencari tahu seluk-beluk, duduk perkara, sebab-akibat dan etc, etc.. yang berhubungan dengan konten tersebut. Jangan sampai dari konten yang kita bagikan tersebut, ada pengguna media sosial lain yang merasa dirugikan setelah membaca, mempraktikkan ataupun, memperoleh informasi hoax dari kita. Karena itu juga bakal membuat buruk nama kita di duni per-media-sosial-an #HALAH.

Nah, dari beberapa poin yang sudah saya tulis di atas, mungkin bisa sedikit mejadi bahan pertimbangan bagi kita untuk nggak "asal bagi" konten di media sosial. Tentunya timeline kita juga akan memiliki aura positif tanpa konten-konten hoax, terlebih yang mengandung SARA, gambar-gambar yang nggak layak bagi, dan digantikan dengan konten positif yang penuh dengan informasi bermanfaat. Betapa indahnya timeline kita. Ya.. kali-kali ada yang lagi stalking kan jadi kerasan berlama-lama di timeline kita. Ya, nggak? :D


Sincerely,
Perhatikan 5 Poin ini Sebelum Berbagi Konten di Media Sosial!


. . .

25 komentar:

  1. Betul banget... ;)

    Tapi aku pernah loh, ngeblog gara2 emosiii... hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya, nih, ya.. Dalam keadaan emosi biasanya otak kita bakal banyak banget mengeluarkan ide-ide tak terduga. Tapi selama masih dalam kendali, nggak masalah sih mau share apa saja. Kata-kata bijak buat nyindir diri sendiri, misalnya. *contoh yang uopo* xD

      Hapus
  2. Aku kalo mau share ya share aja. Kalo ada yang suka, sukur. Kalo nggak suka, sukurin! Siapa suruh nulis nggak mutu. #LHA. Hahaha kabur ah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ckckck.. Sungguh perbuatan yang tidak terpuji, Wahai Anak Muda.

      *Mamah Dedeh Bersabda*

      Hapus
  3. nah buat keabsahan gimana? soalnya takut nyinggung dan bikin marah orangnya mbak tapi kadang beritanya hoax
    http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau nemu konten yang masih abstrak, dan ternyata mengandung unsur hoax. Bisa disampaikan dengan cara yang sopan ke pemilik/pembagi konten tersebut, Mbak. :)

      Hapus
  4. Aku awal ngeblog justru karena emosi, hehe. Awalnya mengeluarkan uneg-uneg, emosi, kesedihan karena ditinggal meninggal anak. Tapi sekarang udah sadar jadi blognya udah ngga melulu curhatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya.. Meskipun blognya Mba Ratna isinya curhatan semua, pasti sedikit banyak ada hikmah yang bisa diambil sama pembaca. Seperti balasan komentar sebelum ini, emosi kadang malah meningkatkan produktifitas kita juga Mba, jadi nggak masalah mau berbagi konten apa saja, asal kontennya masih di dalam jalur yang "terkendali". #soktau

      Hapus
  5. iya betul. apalagi berita heboh yang pakai judul bombastis. biasanya nggak nggenah, nggak faktual tapi banyak dishare.

    jadi dikit-dikit takut, dikit-dikit khawatir. lha kalau yang mgeri-ngeri sering dishare apa nggak betulan terjadi tuh nantinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sekarang udah nggak tertarik sama judul-judul heboh macam itu, Mba. Isinya kebanyakan nyebelin. :|

      Hapus
  6. Perlu diperhatikan nih rambu-rambu ini :)

    BalasHapus
  7. yang dalam keadaan tidak emosi nih yang mesti di kontrol
    @mutmuthea

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kontrol emosi emang perlu banget, ya, Mba.. :D

      Hapus
  8. aku dulu waktu masih remaja belasan sih beberapa kali ngomel atau marah di facebook atau twitter. Kadang bikin status yang malah ujungnya bikin orang salah paham juga. kalau sekarang suka mikir berulang kali sebab dan akibatnya. udah gede juga, malu sama usia wkwkwk. takut UU ITE juga sih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku aja kadang terbawa arus. Tapi sekarang mulai sedikit belajar mengendalikan diri, sih. :D

      Hapus
  9. Sayangnya masih banyak orang-orang yang kadang asal post konten di social media. Entah itu valid atau tidak, asal rame langsung dishare tanpa memikirkan bagaimana kedepannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups. Itu yang sering aku lihat di medsos. Apalagi yang konten gambar dengan caption "amin/like" jengkelin banget. :3

      Hapus
  10. Setuju Mbak dan paling penting adalah yang terakhir, sebelum menyebarkan sebuah berita harusdipastikan dulu kebenaran beritanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini yang mesti dibiasakan ya, Mba. Budayakan membaca. Biar tau banyak dan makin banyak tau. :D #halah

      Hapus
  11. Sip mbak , kita harus seimbang dalam menyampaikan sesuatu tapi tetap dalam keadaan yg benar, apalagi di Blog. :D

    BalasHapus

Spamming? Nope!

Send Me Your Questions Here!

edigitalife.id@gmail.com

. . . . . .