Personal Blog: Menuliskan Semua Kisah dan Ulasan tentang Gaya Hidup di Era Digital

About Me

Slice of Life di Tengah Coronavirus Outbreak

with 16 comments

Tips Cegah Corona

Keresahan akan corona outbreak akhirnya berhasil membuat saya kembali curhat di blog ini. Keresahan tentang physical distance, quarantine, lockdown, dan istilah-istilah asing lainnya yang menjadi booming di tengah merajalelanya wabah ini namun seakan kurang cukup untuk bisa menyampaikan makna sesungguhnya dari pesan tersebut. Antara masyarakatnya yang masih menganggap remeh, atau karena tuntutan hidup yang memang harus terus berjalan bagi pejuang sesuap nasi. 

Pekerja. Tentu saja ada berbagai macam reaksi pekerja dalam menghadapi situasi yang menegangkan ini, ada pekerja yang seharusnya dengan leluasa bisa memilih untuk #DiamDiRumah tapi mereka justru melanjutkan buka lapak tanpa peduli pada situasi-kondisi, ada pula pekerja yang benar-benar khawatir dan ingin #DiamDiRumah atau paling enggak #KerjaDariRumah demi sedikit membantu memutus penyebaran virus corona agar nggak semakin meluas tapi terhalang kebijakan atau karena kerjaannya memang nggak bisa dibawa pulang. Mau resign? Yakali, menentukan keputusan seperti ini nggak segampang membalik telapak tangan, Nder.. 

Selanjutnya, kembali ke alasan saya menulis postingan kali ini; curhat, curhat mengenai kegiatan saya selama melakoni pekerjaan di tengah wabah yang semakin parah. First of all, kalau belum tau saya kerja di industri apa, mungkin bisa mengintip di laman profil saya. 

Pertama kali kasus COVID-19 positif 1 dan 2 dipublikasikan oleh Bapak Presiden, jujur saya masih terbilang santai, menjalani kegiatan pergi dan pulang kerja pakai ojol seperti hari-hari biasa, pun makan siang di luar seakan semua sedang baik-baik saja. Bahkan sekitar 1 minggu setelah kasus konfirmasi tersebut diumumkan, kantor masih mengadakan agenda realisasi serah-terima kunci yang saat itu mengumpulkan 50+ orang, tapi pikir saya, dan mungkin user yang ikut agenda realisasi beserta notaris dan pihak bank-nya juga mikir kalau "belanda masih jauh", jadi nggak apa-apa lah lanjut realisasi, toh jauh hari user juga sudah melengkapi persyaratannya, daripada membatalkan undangan dan berujung nggak kebagian kuota KPR Subsidi, lebih baik menyiapkan alat pelindung diri dan banyak berdoa saja minta perlindungan Allah SWT. 

Alhamdulillah agenda realisasi berjalan lancar, dan tiba lah waktu saya untuk menikmati akhir pekan bersama keluarga, mengingat banyaknya user dari luar kota yang berhubungan face-to-face dengan saya pas realisasi, konsumsi vitamin C, yogurt, dan meminum air hangat jelas menjadi andalan selama akhir pekan demi kembalinya sistem imun yang sempat terganggu [read: mikirin agenda realisasi di tengah corona], sembari bermain dengan bocil sekaligus memindai lini masa Twitter yang penuh dengan update informasi tentang corona. Yang saya perhatikan saat itu adalah akun-akun yang digawangi oleh dokter mulai banyak bermunculan dan membagikan info terkait Covid-19, tapi satu yang selalu saya ingat: CUCI TANGAN PAKAI SABUN! Yak, intruksi itulah yang akhirnya selalu saya gemborkan ke anak-anak, ibu-bapak, dan adik-adik saya, nggak lupa membagikan berbagai info grafik yang berisi tips apa saja yang harus dilakukan selama corona outbreak. 
Slice of Life di Tengah Coronavirus Outbreak
Senin tiba, kasus positif bertambah, ODP dan PDP mulai bermunculan, serta simpang-siur langkah pemerintah dalam menangani pandemik ini membuat saya sedikit kacau. Beberapa warga twitter dan media online pun ada yang membagikan hasil penelitian tentang virus corona yang bisa bertahan hidup selama berjam-jam di benda mati, mulai dari kayu, stainless, kaca, plastik dan beberapa benda mati lainnya, yang paling membuat saya stress adalah virus tersebut juga bisa bertahan hidup pada uang kertas... sementara... [tolong bacanya sambil dagdigdug berasa penasaran gitu ya, Gaes]. .. pada saat agenda realisasi, saya menerima begitu banyak pembayaran tunai dari user. Down? Banget! Tapi show must go on.. Bos saya senin datang dan jelas saya harus membuat rekap laporan biaya realisasi sekaligus serah-terima uang tersebut, dan meski sudah ada konfirmasi kasus positif, saat itu saya belum begitu peduli dengan pemakaian masker, mengingat gencarnya himbauan dari Bapak Yuri selaku Jubir penanganan Corona, bahkan WHO yang juga nggak merekomendasikan penggunaan masker bagi yang merasa badannya sehat karena akan mengganggu supply masker bagi yang benar-benar membutuhkan. Dan tentu, sebagai warga negara yang baik saya nurut dong nggak pakai masker. Tapi setelah membaca hasil penelitian tentang siklus hidup corona pada benda mati tersebut..  seketika saya kembali drop. Jelas saya langsung kepikiran kalau- kalau tanpa saya sadari saya adalah seorang carrier mengingat agenda realisasi yang saya ikuti sebelumnya mengumpulkan begitu banyak orang bahkan ada yang dari luar kota juga,  dan apakah uang tunai yang saya terima tanpa pelindung diri yang kurang [read: masker] itu benar-benar steril? Mbuhlah.. Akhirnya saya kembali pasrah dengan keadaan, tapi.. 

Yamasa baru berjuang setengah jalan sudah kalah duluan? Oke, waktunya kembali menyusun strategi untuk memulihkan pikiran saya yang sebelumnya bener-bener drop hanya karna uang kertas. Heran, kan, biasanya kalau pegang uang banyak itu yang ada hati berbunga-bunga, eh ini malah drop XD. Skip. 

Strategi saya saat itu adalah dengan mengurangi konsumsi berita negatif yang disebabkan oleh corona dan mengisinya dengan informasi yang lebih positif seperti penemuan - penemuan alat deteksi virus, jenis makanan apa yang harus dikonsumsi untuk menjaga imunitas tubuh, jumlah kasus yang sudah sembuh, dan tentu nggak ketinggalan info mengenai tanda-tanda yang menunjukkan infeksi gejala virus corona itu bagaimana, biar bisa antisipasi kalau-kalau orang di sekitar ada yang mengalami gejala tersebut, ya maklum Negara kita lagi masuk musim batuk-pilek juga kan, jadi harus tetap waspada.

Slice of Life di Tengah Coronavirus Outbreak
Credit: twitter @AnissSaadah / @InfoLMG

Salah satu website kesehatan yang menjadi sumber informasi mengenai COVID-19 bagi saya sendiri adalah Halodoc, mengingat sebelumnya ada mutual twitter yang retweet percakapan tentang bagaimana penularan virus saat terjadi banjir di layanan Chat dengan Dokter di aplikasinya — iya, selain harus antisipasi terhadap virus corona, beberapa daerah di tempat tinggal saya juga mengalami banjir setelah turun hujan 3 hari berturut-turut —, alhasil saya juga penasaran apa saja fitur yang ada di dalamnya dan ikut mengunduh Halodoc di playstore. Karena baru pertama kali menggunakan aplikasi kesehatan seperti Halodoc ini, jadi agak takjub juga sih, karena ternyata layanan yang ada di sana beragam dan membantu sekali, bahkan ada layanan chat dengan dokter yang menawarkan konsultasi gratis juga, tapi kalau menurut saya untuk hasil konsultasi yang maksimal dan biar nggak malu kalau banyak tanya, dengan membayar sekian rupiah pun sepertinya worth it, dan nilai plus lainnya adalah.. Dokternya muda-muda, Gaes [bacanya sambil bisik-bisik ya]. 


Dengan strategi sederhana ala saya ini, paling enggak seimbang lah asupan antara berita positif dan negatif yang dikonsumsi, tetap update perkembangan sekaligus bisa mengontrol emosi jiwa dan raga biar nggak terus-terusan stress baca berita negative vibes dari virus corona yang nggak ada habisnya. Toh salah satu faktor agar imun tetap kuat itu harus selalu berfikir positif dan tetap bahagia. Jadi... JANGAN LUPA BAHAGIA GAES!! Jangan lupa minum vitamin dan suplemen makanan juga, yaaa! 

Last.. Sebenarnya saya penasaran juga sih gimana cerita atau strategi teman-teman yang masih harus bekerja keluar rumah sementara corona outbreak masih menghantui ini.. Gimana? Cerita dong!


Sincerely,





. . .

16 komentar:

  1. Hingga saat ini saya masih terus memantau berita karena sejak awal selalu berubah
    Awalnya ga usah pake masker, sekarang harust pakai
    Bikin greget deh

    BalasHapus
  2. Suamiku sih yang masih kerja di luar. Bank soalnya enggak tutup. Awalnya dia cuek aja enggak pakai masker, tapi saya ingetin terus akhirnya dia pun pakai. Mungkin pas awal-awal Infeksi kayaknya masih pada santai, sekarang aja baru pada waspada. Harusnya dari awal, kan, ya.

    BalasHapus
  3. Bisa kubayangkan bagaimana Mbak Elisa down karena simpang siur informasi tentang uang dan corona, sementara di tangan ada bergebok-gebok uang yang harus dipegang. Saya yang baca saja ikut bwrgidik, jujur saja.

    Semoga kita selalu aman ya.

    BalasHapus
  4. Jaga jarak dan mengikuti aturan pemerintah untuk #dirumahaja lebih baik. Karena virus corona belum menghilang jika doakan saja biar cepat berakhir

    BalasHapus
  5. Pengetahuan Dan pngertian ttg covid-19 hrus bener2 Kita ketahui ya biar lengkap aplg skrang bisa konsultasi lewat Halodoc gk perlu k RS smoga Kita delay sehat2 y

    BalasHapus
  6. Oke kak, makasih sudah diingatkan untuk selalu bahagia.
    Semoga kita semua senantiasa dijaga dan diberikan kesehatan oleh Allah SWT.

    BalasHapus
  7. Akupun yang anak rumahan aja pusing dan parno tiap baca update berita corona mba El, lama-lama ya udah enggak mengikuti berita terlalu update karena beberapa banyak kesimpangsiuran juga.
    Maaf aku ketawa ih bagian biasanya pegang uang banyak itu bahagia, eh ini malah drop heee. Corona sungguh bikin parno. Semoga sehat selalu mba walaupun tetap bekerja di tengah corona. Wiih menarik nih di halodoc ada konsultasi gratisnya :)

    BalasHapus
  8. Masih mending yang kerja, Mbak. Aku sekarang kesel banget lihat yang santuy ngabuburit atau nongkrong di warung kopi seolah virus corona itu hanya ada di dunia khayal :'(

    BalasHapus
  9. biaya konsul jd gratis ya di halodoc. saya kira mahal loh. kalau gak baca ini gak bakal tahu. oke abis ini donlot deh biar bs leluasa tanya2 juga kan, anti cemas

    BalasHapus
  10. hahaha maaf ya mbak, kalau bacanya di pertengahan bulan maret, bisa jadi saya bacanya masih dag dig dug dan penasaran. Tapi sekarang udah nggak lagiii

    BalasHapus
  11. Kadang ya , yg bikin stres itu bukan covid nya tapi banyaknya kabar yg simapang siur ttg penyakit tsb..

    Btw aq juga pake halodoc buat cari info akurat seputar kesehatan, termasuk covid ini

    BalasHapus
  12. Hadapi dengan tenang, tetap jaga diri dan kesehatan, serta jangan lupa untuk berdoa dan senyum agar selalu berpikir positif menghadapinya

    BalasHapus
  13. Well saya juga sengaja mengurangi mengonsumsi informasi tentang corona karena kalau terlalu berlebihan juga nggak baik. Btw baru tahu nih mau konsultasi di hallodoc sekarang udah gratis ya. Mau juga coba ah belum donwload aplikasinya juga sih.

    BalasHapus
  14. Karena saya sekarang kerja tidak di luar rumah, jadi saya gak jadi cerita. Wkwkwk

    BalasHapus
  15. Persis sama, saya pun sudah mengurangi baca-baca berita tentang virus Corona tanpa mengurangi kehati-hatian. Sekarang lebih fokus untuk hidup sehat aja. Selebihnya biar Allah yang jaga.

    BalasHapus

Spamming? Nope!

Send Me Your Questions Here!

edigitalife.id@gmail.com

. . . . . .