Personal Blog: Menuliskan Semua Kisah dan Ulasan tentang Gaya Hidup di Era Digital

About Me

Slice Of Life di Tengah Coronavirus Outbreak Part 2

with Leave a Comment
Slice of Life


Setelah curhatan saya tentang Sepenggal Kehidupan di awal masa pandemi, kali ini saya akan sedikit curhat lagi tentang saya yang selalu mendapat hasil positif mulai dari rapid test, swab antigen, ataupun PCR padahal saya dalam keadaan baik-baik saja.

Jadi bertepatan pada hari Selasa di pertengahan bulan Januari 2021, sekitar jam 11 siang, tiba-tiba salah satu atasan saya datang ke kantor dan melihat teman-teman pada pakai jaket, maklum beberapa hari sebelumnya mereka memang kehujanan pas pulang kerja, dan salah satu teman saya langsung terkena flu parah, yang lain masih di tahap meriang, sementara saya masih stay cool karena Alhamdulillah di hari itu saya nggak merasakan gejala flu apapun. Melihat keadaan penghuni kantor yang pada lesu, atasan saya auto bilang;

"Loh.. Kok pada pakai jaket? Kalian sakit?"

"Ya udah besok antigen semua"

Ketika mendengar atasan memberi intruksi untuk segera melakukan swab antigen satu kantor, dan mengingat saat itu saya yang paling "sehat" sendiri, jadi saya auto sigap mencari informasi rumah sakit di Lamongan yang menyediakan swab antigen, karena dulu antigen kan masih baru dan masih susah dicarinya kan, jadi belum semua rumah sakit menyediakan antigen ini.

Setelah menghubungi 3 rumah sakit buat tanya-tanya cara pendaftaran, biaya, dan prosedur, dan administrasi yang harus disiapkan,  pilihan kami saat itu adalah melakukan antigen di RSIA Nasrul Ummah, selain administrasinya bisa diselesaikan secara online slash hanya lewat whatsapp saja, harga swab nya juga terbilang lebih ramah di kantong, ya.. meskipun nanti dapat reimburse dari kantor kan sebagai karyawan yang baik harus tetap merhatiin pengeluaran kantor juga kan..

Hari rabu berkas administrasi yang dibutuhkan sudah terkumpul dan dikirim ke tim admin RSIA, dan hari kamisnya petugas swab antigen dari RSIA datang ke kantor dengan membawa alat-alat yang dibutuhkan. Cepet banget ya prosesnya? Iya kebetulan salah satu teman kantor suaminya ada yang kerja di bagian administasi rumah sakitnya, jadi prosesnya bisa terselesaikan dengan cepat dan nggak ribet.

Oke lanjut ke cerita swab antigen..

Seperti yang saya bilang di atas, karena saya merasa sangat sehat sendiri, saya begitu PD mempersiapkan segala yang dibutuhkan, pun PD minta swab di urutan awal, waktu itu saya dapat nomor 3 kalau nggak salah. Sambil antri, sambil haha-hihi, tanpa rasa takut sedikitpun, jadi bisa dipastikan imun saya lagi bagus-bagusnya. Karena saya sendiri termasuk warga negara yang super patuh dengan prokes yang diterapkan di awal pandemi dulu, berbagai tips kesehatan saya lakukan agar saya terjaga dari virus yang membuat resah seluruh isi dunia itu.

Ketika tiba giliran saya, saya tanya-tanya ke petugas yang kebagian ambil sampel, "Pak untuk hasilnya nanti bisa langsung keluar atau gimana ya?"  petugas bilang kalau hanya perlu nunggu kurang-lebih 3 jam dan hasil bisa diambil ke RSIA dengan membawa surat pengantar beserta bukti bayarnya, tapi karena pasiennya adalah kita para emak-emak rempong nan tangguh dari Insani Land, bapak petugasnya disekap di kantor sampai hasilnya keluar dong XD

Dan ternyata... Lagi-lagi niat baik, usaha, dan rasa PD saya berbanding terbalik dengan hasil swab antigen yang saat itu sudah jelas menunjukkan kalau garis merahnya ada 2. Yak.. Saya positif. Duh rasanya nano-nano seru, saya sehat banget lo ya, bahkan teman saya yang flu-nya parah saja dia negatif? Nggak salah? Wah.. Auto anjlok imun saya waktu itu.

Tapi the show must go on kan.. Saya dan teman-teman yang mendapat hasil positif langsung pulang ke rumah masing-masing buat nerapin protokol isolasi mandiri. Karena kata petugas dari RSIA kalau gejalanya nggak parah bahkan nggak ada gejala sama sekali, nggak perlu swab PCR lagi karena hasil dari antigen sebenarnya sudah akurat, jadi kita cukup istirahat di rumah saja dan menjaga serta meningkatkan imun dengan konsumsi makanan yang lebih bernutrisi lagi.

Kita sih oke saja, tapi peraturan kantor tetaplah peraturan, kita lanjut ke PCR dan kantor mulai lockdown, kita WFH selama 2 minggu lebih karena seperti antigen, hasil PCR pun positif.  Padahal menurut saya, dana budget buat PCR nya mending dikasih ke kita yang hasil antigennya positif saja, lumayan bisa buat beli kebutuhan lain, karena selama isoman pun ternyata banyak yang harus disiapkan seperti konsumsi makanan yang lebih bernutrisi, booster vitamin d3 1000, vitamin C dan beberapa booster lainnya yang bisa dibeli di toko online kesehatan mengingat kita lagi isoman kan.

Tapi saya  bersyukur banget, karena akhirnya saya bisa istirahat agak lama di rumah, setelah berbulan-bulan jatah libur diundur terus karena mengikuti peraturan pemerintah, selain itu.. karena saya nggak mengalami gejala sama sekali, saya tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasa di rumah, dengan menjaga jarak dan tentunya menerapkan protokol kesehatan.

Jadi kesimpulannya.. semua ada hikmahnya, dari hasil positif tersebut kita akhirnya memiliki waktu berkumpul dengan keluarga lebih lama, mengistirahatkan diri dan pikiran dari pekerjaan yang kadang bikin bosan juga yakan..

Oke, sekian slice of life di tengah coronavirus outbreak part 2 versi saya.. Kalau kalian sudah pernah kebagian jatah positif dari mbak nana ini belum? Sharing, yuks!

Slice of Life









. . .

Tidak ada komentar:

Spamming? Nope!

Send Me Your Questions Here!

edigitalife.id@gmail.com

. . . . . .